Ads 468x60px

Featured Posts

Senin, 18 Mei 2015

Reaksi-reaksi kimia yang dapat digunakan sebagai dasar analisis titrimetri


 Reaksi-reaksi yang dapat digunakan sebagai dasar analisis titrimetri yaitu:
Ø Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi)
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam dan sebaliknya.
Berdasarkan sifat larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
1. Asidimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku asam.
Contoh : HCl, H2SO4
2. Alkalimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku basa.
Contoh : NaOH, KOH

Ø Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa/ ion yang bersifat sebagai oksidator dengan senyawa/ ion yang bersifat sebagai reduktor dan sebaliknya.
Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
1. Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator.
Yang termasuk titrasi oksidimetri adalah :
· Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4
· Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7
· Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2, Ce(NH4)2SO4
· Iodimetri, larutan bakunya : I2
2. Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor.
Yang termasuk titrasi reduksimetri adalah :
Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3 . 5H2O

Ø Reaksi Pengendapan (presipitasi)
Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan endapan/ senyawa yang praktis tidak terionisasi.
Yang termasuk titrasi pengendapan adalah :
1. Argentometri, larutan bakunya : AgNO3
2. Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/ logam raksa itu sendiri

Ø Reaksi pembentukan kompleks
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ ion-ion logam. Larutan bakunya : EDTA

Penentuan Orde Reaksi Waktu Paruh

Penentuan Orde Reaksi Waktu Paruh

Dalam penentuan orde reaksi dengan menggunakan waktu paruh ada beberapa data yang diperlukan yaitu waktu paruh (t1/2) dan konsentrasi suatu zat. Jika waktu aruh tiak tergantung pada konsentrasi, maka orde reaksinya adalah satu. Atau orde reaksinya dapat dibuat dari kemiringan grafik antara log t 1/2  terhadap log [C0]
Rumus  atau
Contoh:
Dekomposisi N2O5 dalam fase gas adalah studi pada suhu konstan:
2N2O5(g) →4NO2 (g) + O2(g)
[N2O5] (mol L-1)
 (s)
0,1000
10
0,0707
50
0,05
100
0,025
200
0,0125
300
0,00625
400

 Untuk menentukan orde reaksi dari data tersebut maka:
1.      Mencari data log [N205] dan log t1/2
[N2O5] (mol L-1)
Log[N2O5]
 (s)
Log
0,1000
-1
10
1
0,0707
-1,15058
50
1,69897
0,05
-1,30103
100
2
0,025
-1,60206
200
2,30103
0,0125
-1,90309
300
2,477121
0,00625
-2,20412
400
2,60206

2.      Membuat grafik dengan kemiringan = –(n-1)
Tg α = -(n-1)

3.      Mengihtung orde
-(n-1) = tg α
-(n-1) =
-(n-1) = 1,337
n = 1 + 1,337
n = 2,337
pembulatan 2

Sehingga orde reaksinya 2