MAKALAH SEJARAH KIMIA
UNSUR-UNSUR GOLONGAN VI A
Oleh:
Novita Sari Fasihah
PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Unsur - Unsur Golongan VI A” dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak, khususnya kepada teman-teman yang
telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga menjadi pembelajaran bagi kami agar terciptanya makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, semoga
makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandarlampung,
21 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
COVER..................................................................................................................
KATA
PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR
ISI..........................................................................................................
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang................................................................................
1.2
Rumusan
Masalah............................................................................
1.3
Tujuan..............................................................................................
II.
PEMBAHASAN
2.1
Golongan VI A
...............................................................................
2.2
Oksigen..............................................................................................
2.3
Belerang..........................................................................................
2.4
Selenium..........................................................................................
2.5
Telurium.............................................................................................
2.6
Polonium...........................................................................................
III.
PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VI A
adalah Oksigen, Belerang, Selenium, Telurium, Polonium. Golongan VI A merupakan
suatu unsur yang sangat reaktif. Serta memiliki kulit luar sebesar np4.
Unsur-unsur pada golongan Oksigen memiliki elektron valensi berjumlah 6. Titik
didih dari unsur oksigen sampai dengan polonium yaitu semakin besar. Serta
titik lebur dari oksigen sampai dengan polonium semakin besar. Dan juga
memiliki massa jenis dari oksigen sampai polonium semakin besar. Serta
mempunyai biloks yang hampir sama yaitu -2, 4, dan 6.
Unsur-unsur
golongan VI A (Oksigen) atau sering juga disebut golongan kalkogen adalah unsur
kimia dalam sistem tabel periodik IUPAC terletak pada urutan ke 16. Golongan
oksigen dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya. Pada
Temperatur dan tekanan standar, unsur ini akan berikatan berikatan. Golongan
oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan
massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi.
Semua kelompok
molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein,
karbohidrat, dan lemak, hampir mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam
golongan VI A (Oksigen). Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada
cangkang, gigi, dan tulang hewan. Unsur-unsur golongan VI A (Oksigen) banyak
digunakan dalam produksi baja, plastik, dan
tekstil dan
juga digunakan sebagai propelan roket, dan sebagai pendukung kehidupan pada
pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
Oleh karena itu
untuk lebih jelasnya tentang golongan VI A (Oksigen) , dalam makalah ini kami
akan membahas unsur-unsur golongan VI A lebih dalam.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan VI A?
2.
Bagaimana sifat
unsur-unsur golongan VI A?
3.
Bagaimana
kelimpahan unsur-unsur golongan VI A di alam?
4.
Apa saja
kegunaan unsur-unsur golongan VI A?
5.
Apa saja bahaya
unsur-unsur golongan VI A?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan VI A.
2.
Mengetahui
sifat unsur-unsur golongan VI A.
3.
Mengetahui
kelimpahan unsur-unsur golongan VI A di alam.
4.
Mengetahui
kegunaan unsur-unsur golongan VI A.
5.
Mengetahui
bahaya unsur-unsur golongan VI A.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Golongan VI A
Kalkogen adalah unsur kimia
golongan VIA dari tabel periodik. Golongan ini juga dikenal sebagai golongan oksigen.
Golongan ini terdiri dari unsur oksigen (O), belerang (S), selenium (Se), telurium (Te), dan polonium
(Po). Berdasarkan sifatnya, Oksigen, Sulfur dan Selenium bersifat non logam.
Telurium bersifat semi logam, sedangkan Polonium menunjukkan sifat logam dan
juga bersifat radioaktif. Perubahan sifat ini yang menyebabkan titik leleh
cenderung meningkat dari atas ke bawah meskipun tidak teratur. Sifat-sifat
unsur yang masuk pada golongan VI A (O, S, Se, Te, Po) adalah sebagai berikut :
·
Dapat membentuk anion X2- dengan
kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
·
Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen
atau heksavalen.
·
Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6
dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
·
Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan
dengan hidrogen dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.
·
Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan
berbau tak sedap.
·
Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.
2.2
Oksigen
Oksigen atau zat asam adalah unsur
kimia dalam tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia
merupakan unsur golongan kalkogen yang dapat dengan mudah bereaksi dengan
hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada temperatur dan
tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa
gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau.
a.
Sejarah Oksigen
Oksigen
ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele, seorang ahli obat dari Uppsala pada tahun
1772-1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley
lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak.
Carl Wilhelm Scheele menghasilkan oksigen dengan memanaskan raksa oksida dan
berbagai nitrat. Ia menyebut gas oksigen dengan ‘udara api’ karena merupakan
satu-satunya gas yang diketahui mendukung pembakaran. Ia menuliskan
pengamatannya ke dalam sebuah manuskip
yangn berjudul Treatise on Air and Fire,
yang kemudian ia kirimkan kepenerbitnya pada tahun 1775. Namun, dokumen ini
tidak dipublikasikan sampai tahun 1777.
Pada
saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph Priestley, melakukan percobaan
yang memfokuskan cahaya matahari ke raksa oksida (HgO) dalam tabung gelas pada
tanggal 1 Agustus 1774 dan menghasilkan gas yang ia namakan ‘dephlogisticated
air’. Priestley mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam sebuah
laporan yang berjudul An Account of
Further Discoveries in Air. Laporan ini pula dimasukkan ke dalam jilid
kedua bukunya yang berjudul Experiments
and Obsevation on Different Kinds of Air.
Namun
seorang kimiawan Prancis, Antoine Laurent Lavoisier-lah yang menciptakan
istilah oksigen pada tahun 1777 dengan bantuan eksperimen Priestley dan surat
dari Scheele mengenai penemuannya.
b. Keberadaan Di Alam
Oksigen merupakan unsur paling
melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan masa dan unsur paling melimpah di
kerak bumi. Merupakan komponen paling umum ke-2 dalam atmosfir bumi.
NO
|
KEBERADAAN
|
PERSENTASE
|
1
|
Dalam keadaan bebas diudara
|
± 20 % volume
|
2
|
Komposisi udara bersih dan kering
|
20,94 %
|
3
|
Kandungan mineral utama dalam laut
|
53,7 mol/liter
|
4
|
Kelimpahan dikulit bumi
|
49,20 % (masa)
|
5
|
Komponen utama dalam samudera
|
88,8 % (berdasarkan massa)
|
6
|
Penyusun matahari
|
0,9 %
|
7
|
Atmosfir
|
21,0 % (volume) dan 23,1 % (massa) atau sekitar 1015
ton atmosfir
|
c. Pemisahan dan Pembuatan Oksigen
· Pemisahan
Dekomposisi
KClO3 pada 400oC dan KMnO4 pada 214oC:
Elektrolisis
KOH dengan elektroda Ni menghasilkan oksigen murni
·
Pembuatan
-
Dalam teknik :
1)
Elektrolisa air
yang telah ditambahkan sedikit asam atau basa
Katoda anoda
2)
Destilasi
bertingkat (lihat pembuatan gas nitrogen)
-
Dalam
Laboratorium :
1)
Pemanasan
kalium klorat dengan katalisator batu kawi (MnO2)
2)
Pemanasan
peroksida
3)
Pemanasan
garam-garam nitrat
d.
Data Fisis
Oksigen
·
Kenampakan dan
sifat : gas, non logam
·
Nomor atom : 8
·
Konfigurasi
elektron : 1s2 2s2 2s4
·
Massa atom
relative : 15,9944 g/mol
·
Jari-jari atom
: 60 pm
·
Massa Jenis :
1,429 g/L
·
Titik Didih :
-182,9°C
·
Titik Leleh :
-218,9°C
·
Energi Ionisasi
: 1314 kJ/mol
·
Keelektronegatifan
: 3,44 (skala Pauling)
·
Densitas: 1,429 kg/m3 pada 20 °C
e.
Kegunaan
Oksigen
Setiap
makhluk hidup pasti membutuhkan gas ini, rata - rata setiap kali kita bernafas
membutuhkan sekitar 2 liter oksigen. Banyak penyakit di era
modern ini yang disebabkan kekurangan oksigen. Ini adalah masalah serius dunia.
Dengan oksigen akan mampu meregenerasi sel, membantu memperbesar daya absorsi
vitamin dan nutrisi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menetralkan
zat-zat beracun dalam aliran darah. Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan
oksigen, untuk membelah, untuk bertumbuh dan untuk sel tetap hidup. Di bidang Industri oksigen digunakan pada pengolahan besi menjadi
baja di tanur terbuka (tanur oksigen);
saat dicampur dengan bahan bakar, digunakan untuk pengelasan, pemotongan,
pemanasan dan penyepuhan; untuk membuat methanol, etilin oksida, titanium
dioksida dan untuk memperkaya udara tungku untuk pencairan tembaga, seng, dan
sebagainya; di pabrik kertas oksigen digunakan untuk memutihkan pulp, oksidasi
dari cairan limbah pekat dan pemurnian limbah.
f.
Bahaya Oksigen.
1.
Oksigen Adalah
Pensuport Pembakaran
Oksigen merupakan support
pembakaran, dengan kelebihan oksigen, maka daya pembakar menjadi lebih besar,
itulah mengapa angin pembawa oksigen menjadi pembunuh nomor satu belakangan ini
di kota besar. Angin pembawa oksigen tersebut lantas membuat nyala api semakin
besar. Pada Konsentrasi 23 % dalam udara, situasi menjadi berbahaya terkait
dengan meningkatnya bahaya kebakaran.
2. Oksigen Never Warning
Sifat dasar Gas Oksigen
ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Sehingga sulit bagi
kita untuk mendeteksi kelebihan oksigen tanpa peralatan pendeteksi. Sehingga
ketika kita tidak was-was dalam mematik api, maka kejadian akan sangat fatal.
3.
Kekurangan Oksigen
Kekurangan Oksigen di
dalam ruangan pun berbahaya. Karena sifat oksigen yang tidak berwarna dan
tidak berbau kekurangan oksigen tidak dapat di rasakan. Pada kondisi normal,
kita menghirup oksigen dan menghembuskan CO2. Akan tetapi dengan kandungan
oksigen 0% tarikan nafas yang kedua mengakibatkan kehilangan kesadaran tanpa
adanya peringatan. Secara cepat dapat mengakibatkan kematian.
2.3 Sulfur
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang terjadi secara alamiah
di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfir tersebar di alam
sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit
dan lain-lain. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat
padat kristalin kuning.
a.
Sejarah Sulfur
Menurut
Genesis,belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai batu belerang.
Belerang ditemukan dalam meteorit.
Penemunya tidak diketahui secara pasti (sudah ada sejak jaman
prasejarah) namun Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood
mengusulkan bahwa terdapat simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus.
b. Keberadaan Di Alam
Sebagian besar belerang didunia
digunakan untuk membuat asam sulfat. Belerang tersebar luas di alam. Bisa
didapatkan langsung berupa belerang atau berbentuk senyawa.Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam
air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon
disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur
belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau
campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun
berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum
dapat dipahami.
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan
pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak
mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik
yang tidak biasa.Belerang dengan kemurnian 99.999+% sudah tersedia secara
komersial.Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan
dari kristal secara mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa
belerang amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap
spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan
atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang
normal.
c. Pemisahan dan Pembuatan
Sulfur
Cara pengolahan belerang tergantung
dari jenis endapannya dan hasil yang diinginkan. Untuk belerang yang berbentuk
Kristal dapat langsung dimasukkan ke dalam autiklat dimasukkan atau ditambahkan
solar, air dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan memasukkan uap air panas dengan
tekanan 3 atm selama 30-60 menit. Pemisahan akan terjadi karena belerang
mempunyai titik lebur yang lebih rendah dibandingkan dengan mineral-mineral
pengotornya. Hasilya yang berupa belerang cair dialirkan melalui filter dan
kemudian dicetak.
Untuk belerang jenis lumpur,
pengolahannya perlu dilakkukan secara floantasi terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam autoklaf. Tujuan dari floatasi adalah untuk meningkatkan
kadar belerang dan memisahkan senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari
larutan. Cara pengolahan lain untuk belerang jenis ini dengan cara pelarutan
dan penghabluran dengan dengan menggunakan pelarut karbon disulfide, dimethyl
disulfit atau larutan hidrokarbon berat lainnya.
Untuk pengolahan belerang secara
sederhana dapat dilakukan dengan jalan memanaskan bongkah-bongkah belerang
didalam wajan besi atau alumunium yang berdiameter 80-100 cm diatas tungku
sederhana yang terbuat dari tanah liat atau andesit. Pemanasan dilakukan dengan
kayu atau kompor minyak tanah sambil diaduk-aduk, sesudah belerang mencair
kemudian disaring dengan kantong-kantong yang terbuat dari kain. Selanjutnya
ditampung dalam tabung-tabung bamboo sebagai alat cetaknya.
Belerang
dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang
melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses Frasch,
air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang,
yang kemudian terbawa ke permukaan. Belerang juga terdapat pada gas alam dan
minyak mentah, namun belerang harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini
dilakukan secara kimiawi, yang akhinya membuang belerang. Namun sekarang,
proses yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali belerang yang terbuang.
Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.
1. Proses Frasch, cadangan bawah tanah
belerang biasanya terdapat pada kedalaman antara 150-750 m dan tebalnya
kira-kira 30 m. Pipa berdiameter 20 cm dimasukkan hingga ke dasar endapan
belerang. Pipa lain yang lebih kecil, berdiameter 10 cm dan lebih pendek
dimasukkan dalam pipa pertama. Pipa terakhir, bediameter 2,5 cm dimasukkan ke
dalam pipa kedua. Pipa terakhir mempunyai panjang setengah dari pipa pertama
(lihat gambar di bawah ini).Mula-mula air bersuhu 165oC dialirkan ke
bawah melalui pipa pertama. Air panas ini akan melelehkan belerang di
sekitarnya dan mendorong cairan belerang naik melalui pipa. Air bertekanan
tinggi dipompa melalui pipa yang paling kecil, menghasilkan buih bermassa jenis
kecil yang akan naik ke permukaan tanah melewati pipa berukuran sedang. Buih
ini mengandung belerang, udara, dan air. Di permukaan tanah, campuran ini
didinginkan dan menghasilkan kristal belerang berwarna kuning dari cairannya
yang berwarna ungu. Kristal belerang dihancurkan dengan dinamit menjadi pecahan
yang berukuran lebih kecil sehingga mudah diangkut ke tempat lain.
2. Proses Claus, pada proses Claus,
mula-mula gas alam dialirkan dalam etanol amin, HOCH2CH2NH2
dan terjadi reaksi: HOCH2CH2NH2(l) + H2S(g)
⇆ HOCH2CH2NH3+ + HS-
Setelah dipisahkan, campuran kemudian dipanaskan sehingga H2S
dilepaskan sebagai gas. Gas ini kemudian dicampur dengan gas oksigen untuk
membakar sepertiga H2S menjadi gas SO2 dan air. Gas SO2
bereaksi dengan H2S sisa membentuk belerang dan air.
3. Pemanasan Pirit, pirit dipanaskan tanpa
udara akan menyebabkan dekomposisi S22- menjadi belerang
dan FeS.
d. Data Fisis Sulfur
·
Kenampakan dan
sifat : padat, non logam
·
Nomor atom : 16
·
Konfigurasi
elektron : [Ne] 3s2 3p4
·
Massa atom
relative : 32.065(5) g/mol
·
Jari-jari atom
: 105±3 pm
·
Massa Jenis :
2,07 gram / cm3
·
Titik Didih :
717, 82 K
·
Titik Leleh :
388.36 K
·
Energi Ionisasi
: 999.6 kJ·mol−1
·
Keelektronegatifan
: 2.58 (skala Pauling)
e. Kegunaan Sulfur
Belerang adalah
komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam proses vulkanisasi karet alam dan
juga berperan sebagai fungisida. Belerang digunakan besar-besaran dalam
pembuatan pupuk fosfat. Asam Sulfat (H2SO4) digunakan untuk berbagai keperluan,
seperti pembersih logam, bahan baku industri dan sebagai cairan pengisi
akumulator. Berton-ton belerang digunakan untuk
menghasilkan asam sulfat, bahan kimia yang sangat penting. Belerang juga
digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk mensterilkan
alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering. Belerang merupakan insultor yang baik.
Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan
tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit. Belerang cepat
menghilangkan bau, digunakan dalam baterai, dipakai pada fungisida dan
pembuatan pupuk, digunakan pada korek dan kembang api, digunakan sebagai
pelarut dalam berbagai proses. Senyawa organik yang mengandung belerang sangat
penting. Kalsium sulfur, ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida
dan asam sulfida adalah beberapa senyawa di antara banyak senyawa belerang yang sangat penting. Senyawa garam natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O)
yang sering disebut hypo digunakan dalam fotografi . Untuk membuat gas SO2 yang
biasa dipakai untuk mencuci bahan yang terbuat dari wool dan sutera.
Pada tanaman, sulfur dapat berfungsi sebagai pembentukan asam amino
dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman,
Pertumbuhan anakan pada tanaman, berperan dalam pembentukan klorofil serta
meningkatkan ketahanan terhadap jamur. Pada beberapa jenis tanaman antara lain
berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator
enzim membentuk papain. Sedangkan untuk
kecantikan, Sulfur bermanfaat untuk merangsang kolagen, serat yang membuat
kulit tampak lebih kencang, membantu dalam masalah jerawat serta dapat
mengurangi kerutan pada wajah. Dengan minum suplemen sulfur setiap hari, maka
dalam waktu 6 minggu akan terlihat hasilnya.
f.
Bahaya Sulfur
Belerang
dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara. Gejala
kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen.
misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus
dan kerdil, perkembangannya lambat. Selain berguna untuk kehidupan, sulfur juga
mempunyai dampak yang berbahaya bagi kehidupan misalnya senyawa-senyawa
belerang yang bertindak sebagai zat pencemaran udara dan berbahaya seperti SO2
dan SO3.
Sulfur dioksida
(SO2) adalah gas tidak berwarna. Berbau khas memerihkan mata dan dapat merusak
saluran pernapasan, sebab apabila terisap oleh pernapasan secara berlebihan
akan bereaksi dengan air dalam saluran pernapasan dan membentuk asam sulfit
yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Sulfur dioksida dapat
terbentuk pada pembakaran batu bara yang mengandung belerang, dan pemanggangan
bijih sulfida. Sulfur dioksida dapat melarut dengan baik dalam air. SO2(g) +
H2O(l) → H2SO3 (aq). Sifat SO2 yang mudah larut dan menghasilkan asam seperti
dijelaskan di atas mengakibatkan persoalan lingkungan seperti misalnya hujan
asam.Terjadinya hujan asam yaitu dari pembakaran bahan bakar posil seperti
minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx juga partikel lain.
Polutan akan
tinggal beberapa lama di udara dan kemudian musnah terdeposisi kepermukaan bumi
, selama polutan diudara, kualitas udara menurun yang dapat berakibat langsung
pada kesehatan manusia seperti sesak napas / gatal-gatal di kulit. Polutan
seperti oksida sulfur (SO2) dan dioksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi
dengan ozon akan berubah menjadi (SO3) dan NO3 selanjutnya berubah menjadi
senyawa sulfat dan senyawa nitrat. Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari
atmosfer kepermukaan bumi melalui hujan dan deposisi langsung sehingga di kenal
dengan deposisi basah dan deposisi kering. Proses deposisi basah terjadi dengan
pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan salju atau kabut yang
mengandung asam. Deposisi asam yang terkandung dalam hujan dapat menggambarkan
kondisi keasaman air hujan dalam angka pH. Kategori angka pH mengindikasikan
hujan basa atau asam. Bila air hujan mempunyai nilai pH di bawah 5,6 di katakan
telah terjadi hujan asam di daerah tersebut.
Kerugian utama
dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang terbentuk selama
dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara
dan economizer.
2.4 Selenium
Selenium adalah suatu unsur Kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang Se dan nomor atom 34. Selenium
berbentuk zat padat (solid) yang termasuk dalam bentuk non logam serta memiliki
struktur kristal hexagonal.Selenium adalah zat padat alami yang banyak tetapi
tidak merata dalam kerak bumi. Hal ini juga umumnya ditemukan di bebatuan dan
tanah. Selenium, dalam bentuk murni abu-abu metalik kristal hitam, sering
disebut sebagai unsur selenium atau debu. Elemental selenium diproduksi secara
komersial, terutama sebagai produk sampingan dari tembaga pemurnian. Selenium
tidak sering ditemukan di lingkungan dalam bentuk mendasar, tetapi biasanya
dikombinasikan dengan zat lain.
a. Sejarah Selunium
Ditemukan
oleh Berzellius pada tahun 1817, yang
menemukannya bergabung bersama tellurium (namanya diartikan sebagai
bumi).Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti
kruksit dan klausthalit. Beberapa tahun yang lalu, selenium didapatkan dari
debu cerobong asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida. Sekarang
selenium di seluruh dunia dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari
proses elektrolisis tembaga. Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil
elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan
tersebut dengan soda dan niter (mineral yang mengandung kalium nitrat).
b.
Keberadaan di Alam
Selenium
terjadi secara alami dalam beberapa bentuk anorganik, termasuk selenide,
selenate, dan Selenite. Dalam tanah, selenium paling sering terjadi dalam
bentuk larut seperti selenate (analog dengan sulfat), yang tercuci ke sungai
sangat mudah oleh limpasan.
Selenium
memiliki peran biologis, dan ini ditemukan dalam senyawa organik seperti
dimetil selenide, selenomethionine, selenocysteine, dan methylselenocysteine.
Dalam senyawa selenium memainkan peran analog dengan belerang.
Selenium
ini paling sering dihasilkan dari bijih sulfida selenide di banyak, seperti
tembaga, perak, atau timah. Hal ini diperoleh sebagai hasil sampingan dari
pengolahan bijih ini, dari lumpur anoda kilang tembaga dan lumpur dari ruang
utama tanaman asam sulfat. Lumpur tersebut dapat diproses oleh sejumlah sarana
untuk memperoleh selenium gratis.
Alam
sumber selenium termasuk tanah kaya selenium tertentu, dan selenium yang telah
bioconcentrated oleh tanaman tertentu. sumber antropogenik selenium termasuk
pembakaran batubara dan pertambangan dan peleburan bijih sulfida.
Selenium
juga dapat ditemukan di beberapa daging dan makanan laut. Hewan yang memakan
biji-bijian atau tanaman yang tumbuh di tanah kaya selenium memiliki tingkat
yang lebih tinggi selenium dalam otot mereka. Di AS, daging dan roti merupakan
sumber selenium yang umum diet. Beberapa kacang-kacangan juga sumber selenium.
c. Pembuatan
Selenium
Selenium
diperoleh daari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam
sulfat. Atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral
yang mengandung kalium nitrat).
Namun, dari
sumber lainnya dikatakan bahwa selenium terjadi secara alami di lingkungan.
Sebagai salah satu elemen, selenium tidak dapat diciptakan ataupun dihancurkan,
meskipun selenium dapat berubah bentuk dalam lingkungan.
d. Data Fisis
Selenium
·
Kenampakan dan
sifat : Padat, non logam
·
Nomor atom : 34
·
Konfigurasi
elektron : [Ar]3d10 4s2p4
·
Massa atom
relative : 78,96 g/mol
·
Jari-jari atom
: 120 Å
·
Massa Jenis
: 4,79 g/cm3
·
Titik Didih :
958 K
·
Titik Leleh :
217,01°C
·
Energi Ionisasi
: 975,2 kJ/mol
·
Keelektronegatifan
: 2,55 (skala Pauling)
·
Densitas: 1,429 kg/m3 pada 20 °C
·
Bilangan
Oksidasi -2, 4, 6
e. Kegunaan Selenium
Selenium digunakan dalam xerografi untuk memperbanyak salinan
dokumen, surat dan lain-lain. Juga digunakan oleh industri kaca untuk
mengawawarnakan kaca dan untuk membuat kaca dan lapisan email gigi yang
berwarna rubi. Juga digunakan sebagai tinta fotografi dan sebagai bahan
tambahan baja tahan karat.
Manfaatnya Bagi Tubuh
·
Menangkal
Radikal Bebas
Tubuh
setiap orang memiliki kemampuan untuk melawan radikal bebas yang bisa
menghancurkan sel dan menimbulkan berbagai penyakit kronis seperti kanker,
penyakit jantung dan penuaan dini. Di dalam tubuh, selenium bekerja sama dengan
vitamin E sebagai zat antioksidan untuk memperlambat oksidasi asam lemak tak
jenuh.
·
Meningkatkan
Kekebalan Tubuh
Selenium
diketahui memperbaiki sistem imunitas (kekebalan tubuh) dan fungsi kelenjar
tiroid. Hasil penelitian belakangan ini yang memastikan bahwa selenium dapat
mencegah kanker (termasuk kanker kulit akibat paparan matahari) menambah
pamornya sebagai mineral yang bermanfaat besar untuk meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh manusia.
·
Mempertahankan
Elastisitas
Bersama vitamin
E, selenium berfungsi mempertahankan elastisitas jaringan dan bila kadar
selenium berkurang maka tubuh akan mengalami penuaan dini, yaitu kondisi sel
yang rusak sebelum waktunya.
f. Bahaya
Sulfur
Adapun bahaya
dari Selenium antara lain sebagai berikut :
1.
Toksisitas
Kronis : toksisitas Selenium dapat menyebabkan gejala gastrointestinal,
gangguan neuromuskuler-psikiatri, perubahan dermatologi , disfungsi hati,
disfungsi ginjal, trombositopenia, dll.
2.
Endokrin: efek
awal keracunan selenium adalah gangguan fungsi endokrin, termasuk sintesis
hormon tiroid. Kekurangan Selenium juga dapat memperburuk gangguan tiroid yang
berkaitan dengan yodiumkekurangan.
3.
Genitourinari :
kadar selenium yang tinggi dapat menurunkan motilitas sperma.
4.
Psikiatri:
peneliti telah melaporkan selenium dengan kadar tinggi menyebabkan masalah
perilaku seperti lekas marah atau kelelahan pada anak.
5.
Asam selenida
pada konsentrasi 1.5 ppm tidak boleh ada dalam tubuh manusia.
6.
Selenium dalam
keadaan padat, dalam jumlah yang cukup
dalam tanah, dapat memberikan dampak yang fatal pada tanaman pakan hewan.
2.5 Telurium
Telurium adalah suatu unsur Kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Te dan nomor atom 52. Ciri-cirinya: Zat padat (solid), Termasuk Metaloid, Struktur kristal Hexagonal
a. Sejarah Telurium
Telurium ditemukan oleh Muller von
Reichenstein pada tahun 1782 dan diberi nama oleh Klaproth, yang telah
mengisolasinya pada tahun 1798.
b. Keberadaan Di Alam
Telurium kadang-kadang dapat
ditemukan di alam, tapi lebih sering sebagai senyawa tellurida dari emas
(kalaverit), dan bergabung dengan logam lainnya. Telurium didapatkan secara
komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis
tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang adalah penghasil
terbesar unsur ini. Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali, dengan massa
atom berkisar antara 108 hingga 137. Telurium di alam hanya terdiri dari
delapan isotop. Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani
dengan hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan konsentrasi
serendah 0.01 mg/m3, atau lebih rendah, dan pada konsentrasi ini telurium
memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.
c. Pembuatan Telurium
Sumber utama telurium adalah dari lumpur anoda
dihasilkan selama pemurnian secara elektrolisa tembaga dari lecet. Ini adalah
komponen dari debu ledakan tungku dari pemurnian timah. 500 ton bijih tembaga
pengobatan biasanya memproduksi satu pon (0,45 kg) telurium. Telurium
diproduksi terutama di Amerika Serikat, Peru, Jepang, dan Kanada. Untuk tahun
2006, British Geological Survey memberikan nomor-nomor berikut: Amerika Serikat
50 t, 37 t Peru, Jepang dan Kanada 11 24 t.
Deposisi anoda berisi selenides dan tellurides dari
logam mulia dalam senyawa dengan rumus M2Se atau M2Te (M = Cu, Ag, Au). Pada
suhu 500 ° C anoda lumpur dipanggang dengan karbonat natrium di bawah udara.
Ion logam direduksi menjadi logam, sementara Telluride diubah menjadi tellurite
natrium.
Tellurites bisa kehabisan campuran dengan air dan
biasanya hadir sebagai hydrotellurites HTeO3-dalam larutan. Selenites juga
terbentuk selama proses ini, tetapi mereka dapat dipisahkan dengan menambahkan
asam sulfat. Telurium hydrotellurites dioksida dikonversi menjadi larut
sementara selenites tinggal dalam larutan.
Pengurangan dengan logam dilakukan baik oleh
elektrolisis atau dengan reaksi dioksida telurium dengan belerang dioksida
dalam asam sulfat.
Telurium Komersial-kelas biasanya dipasarkan sebagai
bedak minus 200 mesh, tetapi juga tersedia sebagai slab, ingot, batang, atau
benjolan. Akhir tahun harga telurium pada tahun 2000 adalah US $ 14 per pon.
Dalam beberapa tahun terakhir, harga telurium didorong oleh peningkatan
permintaan dan penawaran terbatas, bahkan di US $ 100 per pon di tahun 2006.
e. Kegunaan dan Bahaya Telurium
Telurium digunakan dalam tellurida kadmium (CdTe)
sebagai panel surya. Panel surya CdTe ini digunakan untuk mencapai beberapa
efisiensi sel tertinggi dalam pembangkit listrik tenaga surya. Produksi panel
surya CdTe untuk komersial dilakukan oleh Perusahaan First Solar.
Telurium memperbaiki kemampuan tembaga dan baja agar
tahan terhadap karat untuk digunakan dalam permesinan. Penambahan telurium pada
timbal dapat mengurangi reaksi korosi timbal oleh asam sulfat, dan juga
memperbaiki kekuatan dan kekerasannya. Telurium dapat digunakan untuk
mengvulkanisir karet. Karet yang dihasilkan dengan cara ini mengalami
peningkatan ketahanan panas.
Telurium digunakan sebagai komponen
utama sumbat peleburan, dan ditambahkan pada besi pelapisan pada menara
pendingin. Telurium juga digunakan dalam kramik. Bismut tellurida telah
digunakan dalam perakitan termoelektrik.
Telurium dan senyawanya kemungkinan
beracun dan harus ditangani hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium
dengan konsentrasi serendah 0,01 mg/m3 atau lebih rendah, dan pada
konsentrasi ini telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.
2.3
Polonium
Polonium adalah suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang Po dan nomor atom 84. Unsur
radioaktif yang langka ini termasuk kelompok metaloid yang memiliki sifat kimia
yang mirip dengan telurium dan bismut. Polonium merupakan unsur radioaktif yang
terbentuk secara alami di kerak bumi dan merupakan elemen pertama yang
ditemukan berdasarkan sifat radioaktifnya. Polonium adalah salah satu elemen
dari uranium-radium dan merupakan anggota dari uranium-238.
a. Sejarah Polonium
Polonium, juga
dikenal sebagai Radium F, adalah unsur pertama yang ditemukan oleh Marie Curie
pada tahun 1989 ketika
sedang mencari penyebab radioaktivitas pada mineral pitchblende (mineral
uranium) dari Joachimsthal, Bohemia. Elektroskop menunjukkan pemisahannya
dengan bismut. Polonium dinamakan berdasarkan negara asalnya, yaitu
Polandia. Polonium adalah
unsur alam yang sangat jarang. Bijih uranium hanya mengandung sekitar 100
mikrogram unsur polonium per tonnya.
Sebelumnya, yaitu pada tahun 1934, para ahli menemukan bahwa
ketika mereka menembak bismut alam (209Bi) dengan neutron, diperoleh
210Bi yang merupakan induk polonium. Sejumlah milligram polonium
kini didapatkan dengan cara seperti ini, dengan menggunakan tembakan neutron
berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.
b. Keberadaan di Alam
·
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang.
Dalam bijih uranium hanya mengandung sekitar 100 mikrogram unsur polonium per
tonnya.
·
Ketersediaan polonium hanya sekitar 0.2% dari
radium.
·
Para ahli menemukan bahwa ketika menembak
bismut alam (209bi) dengan neutron, diperoleh 210bi yang merupakan induk
polonium.
·
Sejumlah milligram polonium dapat dihasilkan
dengan menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.
·
Polonium adalah
unsur yang sangat jarang di alam. Jumlah elemen ini terjadi dalam batuan yang
mengandung radium.
c. Pembuatan Polonium
Bijih uranium hanya mengandung
sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya. Ketersediaan polonium hanya
0.2% dari radium. Pada tahun 1934, para ahli menemukan bahwa ketika mereka
menembak bismut alam (209Bi) dengan neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan
induk polonium. Sejumlah milligram polonium kini didapatkan dengan cara seperti
ini, dengan menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor
nuklir. Polonium-210 adalah yang paling banyak tersedia. Isotop dengan massa
209 (masa paruh waktu 103 tahun) dan massa 208(masa paruh waktu 2.9 tahun) bisa
didapatkan dengan menembakkan alfa, proton, atau deutron pada timbal atau
bismut dalam siklotron, tapi proses ini terlalu mahal. Logam polonium telah
dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa polonium dengan adanya ammonia cair
anhidrat atau ammonia cair pekat. Diketahui ada dua modifikasi alotrop.
Polonium-210 meluruh dengan memancarkan partikel alpha. 1mg polonium 210
memancarkan partikel alpha sebagai radium-226 sebanyak 5 g. energy yang
dilepaskan sangatlah besar yaitu 140 watt/g. Peluruhan isotop Radon -222 (Rn-222),
memancarkan partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
d. Data Fisis Polonium
·
Kenampakan dan
sifat : padat, metalloid
·
Nomor atom : 84
·
Konfigurasi
elektron : [Xe] 6s2
4f14 5d10 6p4
·
Massa atom
relative : 209 g/mol
·
Jari-jari atom : 67 (+6) pm
·
Massa jenis : 9,3 g/cm3
·
Titik didih : 962ºC
·
Titik leleh : 254ºC
·
Energi ionisasi : -
·
Keelektronegativan : 2,0 e
·
Densitas : 9,4
g/cm3
·
Bilangan oksidasi : +2, +4
e. Kegunaan Polonium
v Digunakan untuk menghasilkan radiasi
sinar alfa.
v Digunakan pada peralatan mesin cetak dan
fotografi.
v Digunakan pada alat yang dapat
mengionisasi udara untuk menghilangkan akumulasi muatan -muatan listrik .
v Digunakan sebagai sumber panas yang
ringan sebagai sumber energi termoelektrik pada satelit angkasa.
v Untuk menghilangkan muatan statis dalam
pemintalan tekstil dan lain-lain.
v Menghasilkan
sumber neutron bila dicampur atau
dibentuk alloy dengan berilium.
v Dapat
digunakan sebagai sumber panas dari atom.
v Untuk
pembangkit tenaga listrik thermoelectric radioisotop melalui bahan
thermoelectric.
v Digunakan
untuk menghilangkan debu pada film.
f. Bahaya Polonium
Batas
penyerapan polonium maksimum lewat jalan pernafasan yang masih diizinkan hanya
0.03 mikrocurie, yang sebanding dengan berat hanya 6.8 x 10-12 gram. Tingkat
toksisitas polonium ini sekitar 2.5 x 1011 kali daripada asam sianida.
Sedangkan konsentrasi senyawa polonium yang terlarut yang masih diizinkan
adalah maksimal 2 x 10-11 mikrocurie/cm.
Kehadiran
polonium dalam asap rokok telah dikenal sejak 1960-an. Beberapa perusahaan
terbesar di dunia tembakau diteliti cara menghapus substansi-untuk tidak
menggunakan- selama 40 tahun tetapi tidak pernah dipublikasikan hasilnya.
Radioaktif polonium-210 yang terkandung dalam pupuk fosfat diserap oleh akar
tanaman (seperti tembakau) dan disimpan dalam jaringan. Tembakau tanaman yang
dipupuk dengan fosfat alam yang mengandung polonium,-210 yang memancarkan
radiasi alpha diperkirakan menyebabkan kematian sekitar 11.700 kanker paru-paru
setiap tahun di seluruh dunia. Polonium juga ditemukan dalam rantai makanan,
terutama di laut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas kami dapat disimpulkan bahwa
golongan VI A atau kalkogen dalam tabel periodik unsur terdiri atas
unsur Oksigen (O), belerang (S), selenium (Se), telurium (Te) dan polonium
(Po).
Sifat fisika unsur-unsur golongan VI
A secara singkat dapat dijelaskan dengan tabel berikut ini :
Sifat Fisika
|
Oksigen
(O)
|
Belerang (S)
|
Selenium (Se)
|
Telurium (Te)
|
Polonium
(Po)
|
Nomor Atom
|
8
|
16
|
34
|
52
|
84
|
Nomor Massa (g/mol)
|
15,999
|
32,06
|
78,96
|
127,60
|
210
|
Konfigurasi Electron
|
[He]2s2p4
|
[Ne]3s23p4
|
[Ar]3d103sp23p4
|
[Kr]4d105s25p4
|
[Xe]4f145d106s26p4
|
Kelimpahan Di Kulit Bumi (ppm)
|
464.000
|
260
|
0,05
|
0,001
|
2 X 1010
|
Jenis
|
Nonlogam
|
Nonlogam
|
Nonlogam
|
Metaloid
|
Metaloid
|
Wujud (25ºC)
|
Gas
|
Padatan
|
Padatan
|
Padatan
|
Padatan
|
Densitas (g/cm3) Pada 20ºC
|
0,001429
|
2,07
|
4,79
|
6,24
|
9,4
|
Jari-Jari Atom (pm)
|
65
|
109
|
122
|
142
|
153
|
Jari-Jari Ion (pm)
|
140 (-2)
|
29 (+6)
|
50 (+4)
|
97 (+4)
|
67 (+6)
|
Keelektronegativan (eV)
|
3,44
|
2,58
|
2,55
|
2,1
|
2,0
|
Titik Didih ºC
|
-182,96
|
444,7
|
684,9
|
1261 (989,9ºC)
|
962
|
Titik Lebur
ºC
|
-218,4
|
115,21
|
217/494 K
|
722.66 K (448,51ºC)
|
254
|
Energy Ionisasi Pertama (kJ/mol)
|
3387
|
2250
|
2044
|
1794
|
-
|
Toksisitas
|
Non-Toksik
|
Non-Toksik
|
Senyawanya Sangat Toksik
|
10 mg/m3
|
Sangat Radioaktif
|
Bilangan Oksidasi
|
-2, -1
|
-2, +4, +6
|
-2, +4, +6
|
-2, +4, +6
|
+2, +4
|
Afinitas Elektron
|
1,461
|
2,077
|
2,021
|
|
Kecenderungan sifat fisika dan sifat kimia dari golongan VI A
secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Titik didih
dari atas kebawah semakin bertambah Densitas atom dari atas ke bawah semakin
bertambah Energy ionisasi dari atas ke bawah semakin berkurang
2.
Afinitas
electron dari atas ke bawah semakin bertambah
3.
Jari-jari atom
dari atas ke bawah semakin bertambah
4.
Keelektronegatifan
atom dari atas ke bawah semakin berkurang
5.
Dapat membentuk
anion X2- dengan kecenderungan semakin kebawah semakin sulit
6.
Kecuali O,
dapat membentuk ikatan tetravalent atau heksavalen
7.
Dapat berikatan
dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin kebawah semakin
sulit
8.
Dapat membentuk
asam lemah dengan berikatan dengan hydrogen dengan kecenderungan semakin
kebawah semakin kuat
9.
Kecuali H2O
senyawa H2X bersifat racun dan berbau tidak sedap
10. Kecuali Te20 senyawa H2X larut dalam air.
B.
SARAN
Saran yang dapat kami berikan bagi
pembaca yang ingin membuat makalah tentang ‘Kimia Unsur’ ini, untuk dapat lebih
baik lagi dari makalah yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak
referensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga
makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini.
Apabila ada kesalahan dalam
penyusunan makalah ini baik yang kami sengaja maupun tidak, kami mohon kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif agar kami tidak melakukan
kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah dikemudian hari. Mungkin hanya ini
saran yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
0 komentar:
Posting Komentar