Ads 468x60px

Kamis, 14 Mei 2015

Makalah Nitrogen dan Fosfor

NITROGEN DAN FOSROR

Penulis
Kelompok       : 12
Nama              : 1. Dwi Maisaroh                   (1313023020)
                          2. Novita Sari Fasihah           (1313023060)

P.S                   : Pendidikan Kimia (B)
Mata Kuliah    : Kimia Anorganik 1
Dosen              : 1. Dr. Noor Fadiawati,M.Si.
                          2. M. Mahfud Fauzi S.,S.Pd.,M.Sc.








Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandarlampung

22 Desember 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur non logam, dan gas yang paling banyak terdapat di atmosfer bumi. Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
Fosfor  adalah unsur kimia yangmemiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan.
Kulit valensi atom fosfor  ns2np3mirip dengan elektron N, namun dibalik kesamaan stokiometri senyawaan seperti NH3, PH3, dan sebagainay hanya sedikit kemiripan antara P maupun N. Nitrogen membentuk ester O=NOR, sedangkan fosfor memberikan P(OR)3. Nitrogen oksida dan asam okso semuanya mengandung ikatan agnda sedangkan fosfor oksida mempunyi ikatan tunggal P-O, dan asam fosfat adalah PO(OH)3 berbeda dengan

NO2(OH).  Untuk mengetahui lebih lanjut  mengenai nitrogen dan fosfor maka dibuatlah makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah ini yaitu:
1.      Bagaimana sejarah penemuan nitrogen dan fosfor?
2.      Bagaimana  kelimpahan nitrogen dan fosfor di alam
3.      Bagaimana  kecenderungan reaktivitas nitrogen dan fosfor
4.      Bagaimana cara isolasi nitrogen dan fosfor
5.      Bagaimana ikatan nitrogen dan fosfor
6.      Bagaimana  persenyawaan  nitrogen dan fosfor

1.3  Tujuan Makalah
Adapun tujuan adri makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui sejarah penemuan nitrogen dan fosfor?
2.      Untuk mengethaui  kelimpahan nitrogen dan fosfor di alam
3.      Untuk mengethaui  kecenderungan reaktivitas nitrogen dan fosfor
4.      Untuk mengethaui cara isolasi nitrogen dan fosfor
5.      Untuk mengethaui ikatan nitrogen dan fosfor
6.      Untuk mengethaui  persenyawaan  nitrogen dan fosfor


BAB II
PEMBAHASAN
2.1     NITROGEN
Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur non logam, dan gas yang paling banyak terdapat di atmosfer bumi. Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
2.1.1.  Sejarah Nitrogen
Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti "soda asli", "gen", "pembentukan") secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani yang bermaksud "tak bernyawa". Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen

dalam perkataan Perancis dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain.
Senyawa nitrogen diketahui sejak Zaman Pertengahan Eropa. Ahli alkimia mengetahui asam nitrat sebagai aqua fortis. Campuran asam hidroklorik dan asam nitrat dinamakan akua regia, yang diakui karena kemampuannya untuk melarutkan emas. Kegunaan senyawa nitrogen dalam bidang pertanian dan perusahaan pada awalnya ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama dalam penghasilan serbuk peledak (garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan juga stok makanan ternak kimia.

2.1.2.Keberadaan dan Sifat-Sifat Nitrogen
Nitrogen terdapat di alam terutama sebagai dinitrogen (N2). Nitrogen terdapat di alam sebanyak 78% dari volume atmosfer di bumi. Massa nitrogen di atmosfer diperkirakan 3.628 triliun ton metrik. Di atmosfer, nitrogen empat kali lebih banyak dari oksigen. Namun, oksigen kurang lebih 10.000 kali lebih banyak daripada nitrogen di permukaan bumi. Nitrogen tidak membentuk pola-pola kristal yang stabil, maka jarang bercampur dengan batuan dan mineral. Ini adalah salah satu alasan mengapa nitrogen berkonsentrasi lebih tinggi dari pada oksigen di atmosfer. Alasan lainnya adalah bahwa, tidak seperti oksigen, nitrogen sangat stabil di atmosfer dan tidak terlibat dalam banyak reaksi kimia, akibatnya, nitrogen banyak yang menumpuk di atmosfer dari pada oksigen.  Isotop nitrogen adalah 14N (99.634 %) dan 15N (0.366 %) yang mempunyai angka perbandingan absolute 14N/15N = 272,0 kJ/mol.
Nitrogen adalah gas inert di suhu kamar namun dikonversi menjadi senyawa nitrogen oleh proses fiksasi biologis dan melalui sintesis menjadi amonia di industri. Sebab dari keinertannya adalah tingginya energi ikatan rangkap tiga NN.

Sifat-Sifat Nitrogen
63.15 K-346.00 °F -210.00 °C, ,
-320.33 °F -195.79 °C, 77.36 K,
63.1526 K (-210°C), 12.53 kPa
126.19 K, 3.3978 Mpa
(N2) 0.72 kJ·mol−1
(N2) 5.56 kJ·mol−1
(N2) 29.124 J·mol−1·K−1
Sifat Atom Nitrogen
5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3
(oksida
asam kuat)
3.04 (skala Pauling)
pertama: 1402.3 kJ·mol−1
ke-2: 2856 kJ·mol−1
ke-3: 4578.1 kJ·mol−1
71±1 pm
155 pm
Hexagonal
25.83 × 10−3 W·m−1·K−1
(gas, 27 °C) 353 m·s−1
Atom nitrogen dengan elektron valensi 1s2 2s2 sp3 dapat mencapai konfigurasi electron valensi penuh menurut empat proses yaitu :
1.      Penggabungan elektron membentuk ion nitrida N3- ;ion ini ditemukan hanya dalam nitrida mirip garam dari logam-logam yang paling elektropositif.
2.      Pembentukan ikatan-ikatan pasangan elektron : (a) ikatan tunggal seperti dalan NH3,atau (b) pembentukan ikatan ganda seperti dalam: N N:, ,atau NO2.
3.      Pembentukan ikatan pasangan elektron dengan penggabungan elektron seperti dalam NH2 -  atau NH2 - .
4.      Pembentukan ikatan pasangan elektron dengan pelepasan elektron seperti dalam amonium tetrahedral dan ion amonium tersubsitusi [NR4]+.
Namun demikian, ada beberapa senyawa nitrogen yang stabil dengan konfigurasi electron valensi tidak penuh seperti dalam NO, NO2, dan nitroksida dalam senyawa-senyawa ini terdapat elektron tak berpasangan.

2.1.3.Isolasi Nitrogen
Nitrogen dapat diperoleh dengan beberapa cara yaitu:
Dekomposisi Amonium nitrat. dalam metode ini nitrogen dapat dibuat oleh dekomposisi senyawa yang mengandung nitrogen. Metode ini digunakan untuk persiapan laboratorium nitrogen. Pemanasan amonium nitrat menyebabkan dekomposisi yang sesuai dengan reaksi:
NH4NO2  ->  N2 + 2 H2O
Oksidasi NH3. Nitrogen juga dapat dibuat dengan mengoksidasi NH3 melalui reksi berikut:
NH3 + 3 CuO   ->     N2 + 3Cu + 3H2O
Penguraian azida. Nitrogen yang sangat murni dapat dibuat dengan dekomposisi natrium azida (NaN3) pada suhu 572 ° F (300 ° C):
2NaN3  ->     2Na + 3N2
Destilasi fraksional udara cair. Dinitrogen diperoleh industri dengan destilasi fraksional udara cair, dan produk mengandung beberapa Ar dan jejak O2. Dioksigen dapat dihilangkan dengan penambahan kecil jumlah H2 dan bagian atas katalis Pt. pemisahan N2 dan O2 menggunakan membran gas-permeabel adalah semakin penting dan merupakan alternatif yang lebih murah untuk memurnikan N2 dengan destilasi fraksional dari udara cair. Dibandingkan dengan yang kedua, N2 yang dihasilkan oleh membran pemisahan kurang murni (biasanya mengandung 0,5-5% O2), dan teknologi ini cocok untuk produksi yang lebih rendah volume gas. Meskipun demikian, penggunaan membran gas-permeabel ini sangat cocok untuk aplikasi seperti produksi atmosfer inert untuk penyimpanan dan transportasi buah dan sayuran, atau untuk menghasilkan volume yang kecil atau rendahnya tingkat aliran N2 untuk aplikasi laboratorium.
Membran terbuat dari bahan polimer, yang mempunyai permeabilitas gas yang selektif. Faktor-faktor yang menentukan ini adalah kelarutan gas diberikan dalam membran dan laju difusi melintasi membran. Ketika campuran N2/O2 melewati seluruh permukaan membran, O2 menembus melalui membran, meninggalkan aliran awal gas diperkaya dalam gas kurang permeabel (N2). Sejumlah kecil N2 dapat dibuat dengan termal dekomposisi natrium azida (persamaan 15,4) atau dengan Reaksi 15,5 atau 15,6. Yang terakhir ini harus dilakukan hati-hati karena risiko ledakan; amonium nitrit (NH4NO2) berpotensi meledak, seperti amonium nitrat yang merupakan oksidan kuat dan komponen dinamit. Dalam airbag mobil, dekomposisi NaN3 adalah diprakarsai oleh impuls listrik.       

2.1.4.Senyawaan Nitrogen
A.    Nitrida
Nitrida logam elektropositif mempunyai struktur dengan atom nitrogen diskret dan dapat dianggap sebagai anion, misalnya ( Ca2+)3(N3-)2, (Li+)3N3-, dan sebagainya. Hidrolisis nitrogen yang mudah terhadap amonia dan hidroksida logam, konsisten dengan hal ini. Suatu nitrida dibuat dengan interaksi langsung atau dengan pelepasan amonia dari amida dengan pemanasan, misalnya:
  3Ba(NH2)2   ->   Ba3N2 + 4NH3
Banyak “nitrida” logam transisi seringkali tidak stoikiometri dan mempunyai atom nitrogen dalam interstisi tatanan  kemasan yang rapat terhadap logam .seperti karbida atau borida yang sama , mereka keras , inert secara kimia , titik  lelehnya tinggi , dan menghantarkan listrik.
B.     Nitrogen Hidrida
Amonia. NH3 dibentuk dengan pemberian basa pada suatu garam amonium :
NH4X + OH-     ->   NH3 + H2O
N2(g)  + 3H2(g) ->2 NH3(g)        
Amonia dalam industri dibuat dengan proses Haber dalam reaksinya berjalan pada 400 sampai 500  dan tekanan 102 atm sampai 103 atm  dengan adanya katalis. Meskipun kesetimbangan lebih disukai pada suhu rendah dan dengan katalis yang terbaik, suhu yang tinggi digunakan untuk memperoleh laju yang memuaskan. Cairan NH3 mempunyai kereaktifan lebih rendah daripada H2O terhadap logam elektropositif dan melarutkan banyak diantaranya. Karena cairan NH3 mempunyai tetapan dielektrik yang jauh lebih rendah daripada air. NH3 adalah pelarut yang lebih baik dari senyawaan organik namun umumnya adalah pelarut yang lebih buruk bagi senyawaan organik ionik. Pengecualian terjadi bilamana pengompleksan dengan NH3 menonjol daripada air. Jadi AgI luar biasa tidak larut dalam air namun sangat larut dalam NH3.  Bilangan solvasi primer kation dalam NH3tampak mirip dengan dalam H2O, misalnya, 5,0  0,2 dan 0,6  0,5 berturut-turut untuk Mg2+ dan Al3+.
Amonia terbakar di udara
4NH3(g) + 3O2(g)            =   2N2(g) + 6H2O(g)




















Namun, walaupun adanya fakta bahwa proses ini disukai secara termodinamik, pada 750 sampai 900 dengan adanya katalis platina atau platina rhodium reaksinya dengan oksigen dapat dibuat lanngsung sesuai dengan persamaan
4NH3 + 5O2   =   4NO + 6H2O                        K2 5 = 10168
2NO + O2                     2NO2
3NO2 + H2O                 2HNO3 +NO etc
Jadi tahapan pemanfaatan nitrogen atmosfer untuk indutri adalah sebagai berikut :
N2 NH3   NO  HNO3(aq)
 Amonia luar biasa larut dalam air . meskipun akua umumnya berkaitan dengan basa lemah NH4OH , disebut “Amonium Hidroksida”, NH4OH yang tak terdisosiasi mungkin tidak ada .
Larutan diperkiraan yang paling baik sebagai NH3(aq)­ dengan persamaan yang ditulis sebagai :
NH3(aq) + H2O             NH4+  OH-
Garam amonium. Garam yang stabil dari ion NH4+ tetrahedral kebanyakan larut dalam air . garam amonium umumnya mirip dengan garam kalium dan ribudium dalam hal kelarutan dan struktur m karena ketiga ion tersebut jari-jarinya sebanding .Garam dari asam kuatnya terionisasi seluruhnya dan larutannya sedikit asam :
NH4Cl              NH4+ + Cl-
NH+ + H2O           NH3 + H3O+
Banyak garam amonium menguap dengan disosiasi sekitar 300oC, misalnya :
NH4Cl(s)              NH3(g) + HCl(g)     DH = 177 kj mol-1 ; K25o = 10-16
NH4NO3(s)                    NH3(g) +HNO3(g)               DH = 171 kj mol-1
Garam yang mengandung anion pengoksidasi dapat terdekomposisi bilamana dipanaskan, dengan oksidasi amonium menjadi N2O atau N2 atau keduanya, sebagai contoh:
(NH4)2Cr2O7(s)              N2(g) + 4H2O(g)  +  Cr2O3(s)       DH  = -315 kj mol-1
NH4NO3(l)                    N2O(g)  +  2H2O(g)  DH  = -23 kj mol-1
Hidrasin. Hidrasin, N2H4, dapat dianggap di turunkan dari amonia dengan penggantian satu atom hidrogen oleh gugus NH2. Ia adalah basa difungsi :
N2H4 (aq)  +  H2O               N2H5 +  OH-                        K25o  = 8,5 x 10-7
N2H5+(aq)  +  H2O                N2H62+  +  OH-                  K25o  = 8,9 x 10-15
Dan dua deretan garam hidrasium dapat diperoleh. Garam N2H5+ dapat diperoleh dengan kristalisasi dari larutan aqua yang mengandung banyak kelebihan asam, karena mereka biasanya kurang larut daripada garam monoasam.
N2H4 anhidrat adalah cairan berasap dan tidak berwarna (titik didih 114oC). Tidak diduga, ia stabil sitinjau dari sifat endotermisnya (Hof  =  50 kj mol-1). Ia terbakar diudara dengan pembebasan panas.
N2H4(l)  + O2(g)             N2(g)  + 2H2O(l)  Ho = -622 kj mol-1
Hidrasin akua adalah zat pereduksi yang kuat dalam larutan basa, secara normal teroksidasi menjadi nitrogen. Hidrasin dibuat dengan interaksi larutan amonia dengan natrium hipoklorit :
NH3  + NaOCl               NaOH  +  NH2Cl                   (Cepat)
NH3  + NH2Cl + NaOH                N2H4  +  NaCl  +  H2O
Meskipun demikian, ada reaksi yang menyainginya yang agak cepat segera setelah hidrasin terbentuk :
2 NH2Cl  +  N2H4               2NH4Cl  +  N2
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu di tambahkan gelatin. Hal ini mengasingkan ion-ion logam berat yanng mengkatalisis reaksi parasit : bahkan Cu2+ dalam besaran ppm atau sekitar itu dalam air biasa akan mencegah secara total pembentukan hidrasin, bila tidak digunakan gelatin. Karena zat pengasing sederhana seperti EDTA tidak menguntungkan seperti halnya gelatin, yang terakhir ini dianggap juga mempunyai pengaruh katalitik.
Hidrosilamin. Hidroksilamin (NH2OH) adalah basa yang lemah daripada  NH3. NH2OH dapat dibuat dengan reduksi nitrat atau nitrit baik dengan elektrolisis ataupun dengan SO2. Hidroksilamin merupakan padatan putih yang tidak stabil.
Azida. Natrium azida dapat diperoleh dengan reaksi:
 NaNH2 + NaNO3          NaN3 + 3 NaOH + NH3
Azida-azida logam berat mudah meledak, misalnya timbal atau air raksa azida, telah digunakan dalam sumbat bahan peledak. Asam azida murni, HN3, adalah cairan yang mudah meledak dan berbahaya
C.    Oksida Nitrogen
Dinitrogen monoksida, N2O. Oksida monovalen nitrogen. Pirolisis amonium nitrat akan menghasilkan oksida ini melalui reaksi:
NH4NO3 → N2O + 2 H2O (pemanasan pada 250° C).
Walaupun bilangan oksidasi hanya formalitas, merupakan hal yang  menarik dan simbolik bagaimana bilangan oksidasi nitrogen berubah dalam NH4NO3 membentuk monovalen nitrogen oksida (+1 adalah rata-rata dari -3 dan +5 bilangan oksidasi N dalam NH4+ dan NO3-).  Jarak ikatan N-N-O dalam N2O adalah 112 pm (N-N) dan 118 pm (N-O), masing-masing berkaitan dengan orde ikatan 2.5 dan 1.5.  N2O (16e) isoelektronik dengan CO2 (16 e). Senyawa ini digunakan secara meluas untuk analgesik.
Nitrogen oksida, NO.  Oksida divalen nitrogen. Didapatkan dengan reduksi nitrit melalui reaksi berikut:
KNO2 + KI + H2SO4 → NO + K2SO4 + H2O + ½ I2
Karena jumlah elektron valensinya ganjil (11 e), NO bersifat paramagnetik. Jarak N-O adalah 115 pm dan mempunyai karakter ikatan rangkap. Elektron tak berpasangan di orbital π* antiikatan dengan mudah dikeluarkan, dan NO menjadi NO+ (nitrosonium) yang isoelektronik dengan CO.
Karena elektronnya dikeluarkan dari orbital antiikatan, ikatan N-O menjadi lebih kuat. Senyawa NOBF4 dan NOHSO4 mengandung kation ini dan digunakan sebagai oksidator 1 elektron.
Walaupun NO sebagai gas monomerik bersifat paramagnetik, dimerisasi pada fasa padatnya akan menghasilkan diamagnetisme. NO merupakan ligan kompleks logam transisi yang unik dan membentuk kompleks misalnya [Fe(CO2)(NO)2], dengan NO adalah  ligan netral dengan 3 elektron.  Walaupun M-N-O ikatannya lurus dalam kompleks jenis ini, sudut ikatan M-N-O berbelok menjadi 120° – 140° dalam [Co(NH3)5(NO)]Br2, dengan NO- adalah ligan 4 elektron. Akhir-akhir ini semakin jelas bahwa NO memiliki berbagai fungsi kontrol biologis, seperti aksi penurunan tekanan darah, dan merupakan spesi yang paling penting, setelah ion Ca2+, dalam transduksi sinyal.
Dinitrogen trioksida, N2O3. Bilangan oksidasi nitrogen dalam senyawa ini adalah +3, senyawa ini tidak stabil dan akan terdekomposisi menjadi NO dan NO2 di suhu kamar.  Senyawa ini dihasilkan bila kuantitas ekuivalen NO dan NO2 dikondensasikan pada suhu rendah.  Padatannya berwarna biru muda, dan akan bewarna biru tua bila dalam cairan, tetapi warnanya akan memudar pada suhu yang lebih tinggi.
Nitrogen dioksida, NO2, merupakan senyawa nitrogen dengan nitrogen berbilangan oksidasi +4. NO2 merupakan senyawa dengan jumlah elektron ganjil dengan elektron yang tidak berpasangan, dan berwarna coklat kemerahan.  Senyawa ini berada dalam kesetimbangan dengan dimer dinitrogen tetraoksida, N2O4,  yang tidak bewarna.  Proporsi NO2 adalah 0.01% pada -11° C dan meningkat perlahan menjadi  15,9% pada titik didihnya (21.2° C), menjadi 100% pada 140° C.
N2O4 dapat dihasilkan dengan pirolisis timbal nitrat
2 Pb(NO3)2 → 4NO2 + 2PbO+O2 pada 400 oC
Bila NO2 dilarutkan dalam air dihasilkan asam nitrat dan nitrit:
2 NO2 + H2O → HNO3+HNO2
Dengan oksidasi satu elektron, NO2+ (nitroil) terbentuk dan sudut ikatan berubah dari 134o dalam NO2 netral menjadi 180o. Di pihak lain, dengan reduksi satu elektron, terbentuk ion NO2- (nitrito) dengan sudut ikatan 115o.
Dinitrogen pentoksida, N2O5, didapatkan bila asam nitrat pekat secara perlahan didehidrasi dengan fosfor pentoksida pada suhu rendah. Senyawa ini menyublim pada suhu 32.4o C.  Karenadengan melarutkannya dalam air akan dihasilkan asam nitrat, dinitrogen pentoksida juga disebut asam nitrat anhidrat.
N2O5 + H2O → 2 HNO3
Walaupun pada keadaan padat dinitrogen pentoksida merupakan pasangan ion NO2NO3 dengan secara bergantian lokasi ion ditempati oleh ion lurus NO2+ dan ion planar NO3-, pada keadaan gas molekul ini adalah molekular.
D.    Ion Nitronium
Hanya sebagian NO mudah melepas elektron ganjilnya, demikian pula NO2. Ion nitronium NO2+ terlibat dalam disosiasi HNO3 dalam larutan oksida nitrogen dalam suasana asam, dan dalam reaksi nitrasi senyawaan aromatik. Ion nitronium dibentuk dalam pelarut pengion seperti H2SO4, CH3NO2, CH3COOH dengan pengionan sebagai berikut:
2HNO3                                    NO2+ + NO3- +H2O
HNO3  + H2SO4                      NO2+ + HSO4- +H2O
Garam nitronium dapat dengan mudah diisolasi. Mereka stabil namun terhidrolisis dengan cepat. Pembuatan yang khas adalah:
N2O5    + HClO4                      NO2+ClO4- + HNO3
HNO3 + 2SO3                         NO2+HS2O7-
E.     Asam Okso
Asam okso nitrogen meliputi asam nitrat, HNO3, asam nitrit, HNO2, dan asam hiponitrat, H2N2O2. Asam nitrat, HNO3, merupakan asam yang paling penting di industri kimia, bersama dengan asam sulfat dan asam khlorida. Asam nitrat diproduksi di industri dengan proses Ostwald, yakni oksidasi amonia dari bilangan oksidasi -3 ke +5. Karena energi bebas Gibbs konversi langsung dinitrogen ke nitrogen terdekatnya NO2 mempunyai nilai positif, dengan kata lain secara termodinamika tidak disukai, maka dinitrogen pertama direduksi menjadi amonia, dan amonia kemudian dioksisasi menjadi NO2.
Asam nitrat, HNO3. Asam nitrat komersial adalah larutan dalam air dengan konsentrasi sekitar 70% dan distilasi vakum larutan 70 % ini dalam kehadiran fosfor pentoksida akan menghasilkan asam nitrat murni. Karena asam nitrat adalah oksidator kuat dan pada saat yang sama adalah asam kuat, asam nitrat dapat melarutkan logam (tembaga, perak, timbal, dsb.) yang tidak larut dalam asam lain. Emas dan platina bahkan dapat dilarutkan dalam campuran asam nitrat dan asam khlorida (air raja). Ion nitrat, NO3-, dan ion nitrit, NO2-, membentuk berbagai macam koordinasi bila menjadi ligan dalam senyawa kompleks logam transisi.
Asam nitrit, HNO2. Walaupun tidak dapat diisolasi sebagai senyawa murni, larutan asam nitrit dalam air adalah larutan asam lemah (pKa = 3.15 pada 25 oC) dan merupakan reagen yang penting. Karena NaNO2 digunakan dalam industri untuk produksi hidroksilamin (NH2OH) dan juga digunakan untuk diazotinasi amin aromatik, senyawa ini sangat penting untuk pembuatan pewarna dan obat azo. Di antara berbagai bentuk koordinasi NO2- kini telah dikenal isomernya, ligan monodentat nitro (N yang berkoordinasi) dan nitrito (O yang berkoordinasi) telah ditemukan di abad ke-19.

2.2  FOSFOR
Fosfor adalah salah satu senyawa golongan VA yang merupakan unsur nonlogam. Dalam tabel periodik fosfor memiliki simbol P dan nomor atom 15. Sebagai unsur, fosfor ada dalam dua bentuk-putih utama fosfor dan merah fosfor namun karena reaktivitas tinggi, fosfor tidak pernah ditemukan sebagai unsur bebas di Bumi. Sebaliknya mengandung fosfor mineral hampir selalu hadir dalam keadaan maksimal teroksidasi, seperti batu fosfat anorganik. Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup.
2.2.1 Sejarah Fosfor
Fosfor ditemukan oleh Hennig Brandt pada tahun 1669 di Hamburg, Jerman. Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu phosphoros yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glows in the dark).[1][1] Ia menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui proses penguapan dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, dia baru menemukan unsur yang dia inginkan.
Fosfor (berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang memiliki cahaya; nama kuno untuk planet Venus ketika tampak sebelum matahari terbit). Seorang ilmuwan asal Jerman, Brand menemukan fosfor di tahun 1669 secara tidak sengaja dalam percobaan menggali bebatuan.
Fosfor dapat ditemukan di bumi di dalam air, tanah dan sedimen. Tidak seperti senyawa materi lain siklus fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang mempunyai tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair pada suhu dan tekanan normal.

2.2.2 Kelimpahan di Alam  dan Sifat-Sifat Fosfor
Fosfor termasuk peringkat ke sepuluh dalam kelimpahan unsur, terdapat sebagai fosfat dalam berbagai mineral. Mineral fosfat yang terpenting adalah Ca5(PO4)3F (fluoro apatit) dan Ca5(PO4)3OH (hidroksi apatit).
Tidak pernah ditemukan di alam, unsur ini terdistribusikan dalam berbagai mineral. Batu fosfat, yang memiliki mineral apatit, merupakan tri-kalsium-fosfat yang tidak murni dan merupakan sumber penting elemen ini. Deposit yang besar telah ditemukan di Rusia, Maroko, dan negara bagian Florida, Tennessee, Utah, dan Idaho. 

Di perairan, unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor anorganik yang biasa terdapat di perairan ditunjukkan tabel berikut :
No.
Nama Senyawa
Ortofosfat:
Rumus Kimia
1
Trinatrium fosfat
Na3PO4
2
Dinatrium fosfot
Na2HPO4
3
Monoatrium fosfot
NaH2PO4
4
Diamonium fosfat
(NH3)2HPO4
Polifosfat:
1
Natrium heksametafosfat
Na3(PO3)6
2
Natrium tripolifosfat
Na5P3O10
3
Tetranatrium pirofosfat
Na4P2O7

                                           

            Berikut ini adalah sifat fisika dan kimia dari fosfor.
Sifat Fosfor
Nomor Atom
15
Warna
tidak berwarna/merah/putih
Wujud
Padat
Titik didih
550 K (2770C)
Titik leleh
317,3 K (44,20C)
Massa jenis (fosfor merah)
2,34 g/cm3
Massa jenis (fosfor putih)
1,823 g/cm3
Massa jenis (fosfor hitam)
2,609 g/cm3
Energi ionisasi (fosfor putih)
1011,8 kj/mol
Sifat Kimia Unsur Fosfor
Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri.
 Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang gesek korek api

2.2.3 Isolasi Fosfor
Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu-bara dan pasir dalam suatu pembakar listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi dibawah air sebagai P4.
                        2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C   = P4 + 6CaSiO3 + 10 CO
Fosfor yang dihasilkan dengan cara ini di alotrop dikenal sebagai fosfor putih. ini dari menyuling dari campuran reaksi sebagai hasil reaksi.
pospor hitm.jpg

Fosfor putih  memiliki molekul tetrahedral P4 dengan jarak P-P sebesar 2,21Å dan sudut-sudut P-P sebesar 600. Sudut yang sangat kecil ini mengandung tegangan yang sanagt besar oleh Pauling diduga sebesar 100kJ permol. P4. Ini berarti bahwa energy total dari enam ikatan P-P dalam molekul lebih besar dari pada energy total dari enam ikatan P-P yang panjangnnya sama, dan terbentuk dri atom-atom P dengan sudut iktan normal. Jadi struktur molekul memang serasi dengan kereaktifannya yang besar.
Fosfor putih adalah yang paling stabil, paling reaktif, yang paling stabil, paling padat, dan yang paling beracun dari alotrop. Fosfor putih secara bertahap berubah menjadi fosfor merah. Transformasi ini dipercepat oleh cahaya dan panas, dan sampel dari fosfor putih hampir selalu mengandung beberapa fosfor merah dan sesuai tampak kuning. Untuk alasan ini, fosfor putih yang berusia atau tidak murni juga disebut fosfor kuning. Fosfor putih bersinar dalam gelap (bila terkena oksigen) dengan semburat sangat samar hijau dan biru, sangat mudah terbakar dan piroforik (self-penyalaan) pada kontak dengan udara dan beracun (menyebabkan kerusakan hati yang parah). Bau pembakaran fosfor ini memiliki bau khas bawang putih. Meskipun pendar istilah berasal dari fosfor, reaksi yang memberikan fosfor cahaya yang benar disebut chemiluminescence (bersinar karena reaksi kimia dingin), bukan fosfor (kembali-memancarkan cahaya yang sebelumnya jatuh ke substansi)
pospor hitm.jpg

Fosfor hitam diperloh dengan memanaskan fosfor putih di bawah tekanan, . Setiap atom terikat pada tiga atom tetangganya melalui ikatan tunggal, sebesar 2,17 samapai 2,220Å. Lapisan ganda yang terbentuk bertumpuk pada lapisan-lapisan dengan jarak anar lapisan sebesar 3,87Å. Antara bidang terdapat gaya van der Waals yang lemah.
P-P jarak dalam lapisan yang 220pm dan jarak antarlapis PP terpendek adalah 390 pm. Pada lelehan, semua alotrop memberikan cairan yang mengandung molekul P4, dan ini juga ada dalam uap; di atas 1070K atau tekanan tinggi, P4 berada dalam kesetimbangan dengan P2.
Sebagian besar perbedaan kimia antara alotrop fosfor adalah adanya perbedaan energi aktivasi untuk reaksi. Fosfor hitam memiliki energy kinetik inert dan tidak menyala di udara bahkan pada 670 K.
Reaktivitas fosfor merah lebih tinggi dibandingkan fosfor hitam namun lebih tidak reaktiv dibandingkan pospor putih. Fosfor merah tidak beracun, tidak larut dalam pelarut organik, tidak bereaksi dengan alkali berair, dan terbakar di udara di atas 520 K. bereaksi dengan halogen, belerang dan logam, tapi kurang penuh reaktif dari pada fosfor putih.
Fosfor putih memiliki sifat lembut, lilin padat yang menjadi kuning saat terkena cahaya; sangat beracun, yang mudah diserap ke dalam darah dan hati. Fosfor putih larut dalam benzena, PCl3 dan S2 tapi hampir tidak larut dalam air, dan disimpan di bawah air untuk mencegah oksidasi. Dalam udara lembab, itu mengalami chemiluminescent (Reaksi chemiluminescent adalah salah satu yang disertai dengan emisi cahaya.) oksidasi, memancarkan cahaya hijau dan perlahan membentuk P4O8 dan beberapa O3; reaksi berantai terlibat sangat rumit.
23P4 + 12LiPH2à 6Li2P16 + 8PH3
Semua unsur mudah bereaksi dengan halogen namun tidak terpengaruh oleh asam bukan pengoksidasi. Asam nitrat  memberikan  secara berturut-turut ,asam fosfat, asam arsenat, antimon trioksida dan bismuth nitrat yang digambarkan secara dengan baik bertambahnya sifat logam bila menurun dalam satu golongan.       
Interaksi dengan berbagai logam dan bukan logam memberikan fosfida,arsenida dan sejenisnya yang mungkin ionik,polimer kovalen atau padatan mirip logam.

2.2.4 Senyawaan Fosfor
A. Halida
Fosfin (PH3) dibuat dengan pemberian asam pada seng fosfida. Bilamana murni,tidak menyala secara spontan namun seringkali menyala dengan adanya runutan uap P2H4 atau P4. Sangat beracun,tidak seperti NH3 ia tidak bergabung dalam keadaan cair. Ia hanya larut sebagian dalam air dan  merupakan basa yang sangat lemah.Afinitas proton PH3 dan NH3 cukup berbeda:
EH3(g) + H+(g) = EH+(g)
∆H° = -770kJ mol-1 bagi E = P
∆H° = -866 kJ mol-1 bagi E = N
Namun PH3 atau HI gas bereaksi menghasilkan PH4I sebagai kristal tidak berwarna yang tak stabil. Dari segi kebasaan yang rendah,hidrolisis sempunra terjadi dalam air
PH4I(s) + H2O = H3O+ + I- + PH3(g)
PH3 larut dalam asam yang sanagt kuat misalnya BF3.H2O menghasilkan PH4+. PH3 digunakan dalam industry untuk membuat senyawaan organofosfor yang digunakan secara luas sebagai insectida tidak mengandung iaktan P-C, namun adalah turunan Pv seperti fosfat atau thionat.
B. Halida
Fosfor membentuk berbagai senyawa dengan halogen. Beberapa sifat dari senyawa fosfor-halogen yang lebih penting yang tercantum dalam tabel berikut ini:
Sifat
PF3
PF5
PCl3
PCl5
PBr3
PBr5
PI3
Titik Didih (OC)
-160
-94
-112
167
-40
-
611
Titik Leleh (OC)
-95
-85
76
-a
173
106
120b
Momen Dipol (D)
1.0
0
0.78
0
0.5
0
0
amenyublim pada 163°C tekanan 1atm
bpada tekanan 155mm
momen dipole yang terdapat pada tabel diatas menggambarkan struktur geometrinya. Senyawa PX3 berbentuk piramida dan dan momen dipol molekul keseluruhan mencerminkan polaritas ikatan P-X. kita dapat menyimplkan penurunan polaritas ikatan P-X sebagai berikut:P-F>P-Cl>P-Br>P-I. ini adalah urutan berdasarkan tingakat elektrongativitas. halogen berlebih menghasilkan MX5. Klorida dan bromidanya demikian juga PF3 dan PI3 mempunyai kisi molekul
Struktur dari molekul PX5 adalah trigonal bipiramida dengan lima pasang elektron. Momen dipol  ke lima ikatan P-X menghasilkan momen dipol nol  dalam semua kasus.
Fosfor trifluorida.ini adalah suatu gas tidak berwarna dan beracun, dibuat dari flourinasi PCl3. Ia membentuk kompleks dengan logam transisi serupa dengan kompleks yang dibentuk oleh karbonmonoksida.tidak seperti trihalida yang lain.
PCL3(l) + AsF3(l) àPF3 (g) + AsCl3 (l)
Kekuatan pendorong untuk reaksi ini adalah kekuatan yang lebih besar dari fosfor-klorida ikatan dibandingkan dengan energi ikatan lain yang terlibat (490 kJ / mol untuk P-F, 406 kJ/mol untuk As-F, 326kJ/mol untuk P-Cl, dan 322 kJ / mol untuk As-Cl). fosfor triklorida dibentuk dengan melewatkan aliran gas klor kering di atas fosfor putih atau merah. dalam kelebihan Cl, PCl3 bereaksi lebih lanjut untuk dari PCl5.
PF3 dihidrolisis hanya secara lambat oleh air, tetapi diserang secara cepat oleh alkali. Ia tidak memiliki keasamaan lewis. (peneriam elektron bebas)
pospor1.jpgFosfortiklorida. Ini adalah sebuah cairan yang memiliki titik didih rendah yang terhidrolisis kuat oleh air menghasilkan aam fosfit. Ia mudah bereaksi dengan oksigen memberikan OPCl3.  Berikut ini  beberapa reaksi PCl3:






Fosfor pentaflourida PF5 dibuatdengan interaksi dengan CaF2 pada 300 samapi 4000C. ia adalah asam lewis yang sangat kuat dan membentuk kompleks dengan amina, eter dan basa lainnya demikian pula dengan F-, dimana fosfor menjadi terkoordinasi-6. Kompleks senyawa organik ini terdekomposisi secara cepat oleh air dan alcohol.
Fosfor (V) klorida mempunyai struktur bipiral trigonal dalam gasnya, lelehannya dan larutan dalam pelarut nonopolar, namun padatannya adalah [PCl4]+[PCl6]-; dalam pelarut polar seperti CH3NO2, ia terionisasi. Io tetrahedral PCl4+ dapat diangga timbul disini oleh adanya pemindahan Cl- keaseptor Cl- pada PCl5.. dengan demikian tidak mengherankan bahwa banyak garam ion PCl4+ diperoleh bilamana PCl5 bereaksi dengan akseptor Cl- lain yaitu
PCl5 + TiCl4   à   [PCl4]2+[Ti2Cl10]2- dan [PCl4]+[Ti2Cl9]-
PCl5 + NbCl4 à [PCl4]+[NbCl6]-
Fosforpentaklorida dapat dibuat dengan kombinasi langsung dari elemen, melalui reaksi PCl5 dengan AsF3, atau dengan memanaskan P4O10 di dalam tabung tertutup dengan CaF2.:
4P4O10(l) + 15CaF2(s) à 6PF5(l) + 5Ca3(PO4)2(s)
Padatan fosfor pentabromida juga ionic, namun berbeda bentuknya, yakni PBr4+Br-.
Fosforil halida adalah X3PO, dimana X mungkin F, Cl ataupun Br. Salah satu yang terpenting adalah Cl3PO, dapat diperoleh dengan reaksi
2PCl3 + Oà 2CL3PO
P4O10 +6PCL5 à 10Cl3PO
Hidrolisis dengan air menghasilkan asam fosfat. Cl3PO juga mempunyai sifat donor dan banyak kompleknya dikenal, dima oksigen adalah atom yang menjadi ligan.
Fosfor tribromida didapatkan dengan mereaksikan cairan bromide dengan fosfor merah. Namun senywa ini dapat dipisahkan dalam bentuk uap:
PBr5 (g) → PBr3 (g) + Br2(g)
Fosfor triioda dapat dibentuk dari mereaksikan fosfor putih dengan iodine dengan pelarut yang tepat.
Halida fosfor menghidrolisis pada kontak dengan air. reaksi terjadi mudah, dan sebagian besar halida asam fosfor di udara sebagai hasil dari reaksi dengan uap air. dengan adanya kelebihan air, produk yang sesuai fosfor asam oksi dan hidrogen halida, seperti dalam contoh ditunjukan dalam persamaan:
PF3 (g) +3H2O (l) →H3PO3 (aq) + 3HF(aq)
PCl(l) + 4H2O(l) à H3PO3 (aq) + 3HCl(aq)
C. Oksida
Mungkin komponen yang paling penting dari fosfor adalah mereka di mana unsur-unsur digabungkan dalam beberapa cara dengan oksigen. fosfor (III) oksida P2O6 diperoleh dengan membiarkan fosfor putih untuk oksida dalam terbatasnya pasokan oksigen, fosfor (V) oksida, bentuk P4O10. Senyawa ini akan juga mudah dibentuk oleh oksidasi P4O6. Fosfor pentoksida disebut demikian karena alasan historis namun rumus molekul yang benar adalah P4O10. Ia dibuat dengan pembakaran fosfor dalam oksigen berlebih. Ia memiliki paling sedikit tiga bentuk padatan. Dua aladah polimer namun yang satu adalah bahan Kristal puti yang menyublim pada 3600 dan 1 atm. Penyubliman adalah cara yang baik pemurnian, karena produk hidrolisis yang baru dimulai yang merupakan pengotor, agak sukar menguap. Bentuk ini dan uapnya mengandung molekul-molekul dimana atom-atom P terletak pada sudut-sudut tetrahedron dengan atom oksigen disepanjang sisinya. Empat atom O sisanya terletak disepanjang sepertga sumbu tetrahedron. Ikatan P-O-P adalah tunggal namun pangnjang keempat ikatan P-O apical manandakan adanay ikatan  pπ-dπ yaitu P=O
P4O10 adalah aslah satu zat pengering yang paling efektif yang dikenal pada suhu 1000C. ia bereaksi denagn air membentuk suatu campuran asam fosfat yang komposisinya bergantung pada banaykay air dan kondisi lainnya. Ia akan mengekstraksi komponen air dari banyak senyawa lain, dan ia dianggap sebagai zat pendehidrasinya yang bail; sebagai contoh, zat itu mengubah HNO3 murni menjadi N2O5 dan H2SO4 menjadi SO3. Ia juga menghidrasi banyak senayawa organik, misalnya mengubah amina menajdi nitril.
popopop.jpg

Trioksida adalah juga polimorf; suatu molekul yang mengandung bentuk P4O6. P4Oadalah senyawa yang tidak berwarna dan mudah menguap yang terbentuk saat P4 dibakar dalam keadaan kurang oksigen.
D. Sulfida
Fosfat dan sulfur bergabung langsung dia tas 1000C memberikan beberapa sulfida yang penting, yaitu P4S3, P4S5, P4S7, dan P4S10. Setiap senyawaan diperoleh denagn pemanasan sejumlah stokeometri P merah dan sulfur. P4S3 digunakan dalam korek api. Ia larut  dalam pelarut ornganik seperti karbon disulfida dan benzene. P4S10 mempunyai struktur yang sama dengan P4O10. Yang lain juga mempunyai struktur yang asma di dasarkan atas unsur gugus tetrahedral atom-atom fosfor dngan jembatan-jembatan P-S-P atau gugus apical P=S P4S10 bereaksi dengan alcohol
P4S10 + 8 ROH à 4(RO)2P(S)SH +2H2S
Memberikan dialkil dan diaril ditriofosfat yang membentuk dasar dari banyak peluamas bertekanan ekstrim, adiktif minyak, dan zat pengapung.
E.     Asam okso
Asam fosfat dieroleh bilamana PCl5 atau P4O6 dihidrolisis dengan air. Ia adalah padatan tidak berwarna yang mudah mencair diudara (titik leleh 700, pk=1,8). Asamnya serta mono dan diesternya berbeda dalam PCl3dalam hal bahwa terdapa ikatan pada P, yang satu menjadi P-H. adanay H yang teriakat pada P dapat diperagakan oleh nmr atau teknik spektroskopi lainnya. Dengan demikian, asam fosfat paling baik ditulis HP(O)(OH)2. Asam hipofosfit juga memiliki ikatan P-H. sebaliknay trimester hanya memiliki tiga ikatan pada fosfor, jadi menjadi analog dengan PCl3. Trialkil dan aril fosfit, P(OR)2 mempunayi sifat donor yang baik terhadap logam transisi dan banyak kompleks dikenal.

Asam fosfit mungkin dioksidasi oleh klor atau zat lain menjadi alasan fosfor, namun reaksinya lambat dn rumit. Meskipun demikian trimester sangat mudah dioksidasi dan harus dilindungi dari udara
2(RO)3P + O2 = 2(RO)3PO
Mereka juga menjalani reaksi Michelis-Arbusov  (reaksi kimia dari fosfit trialkil dan alkil halida untuk membentuk suatu fosfonat). dengan alkil halida, membentuk dekil fosfnat:
Trimetil mudah menjalankan isomeriassi spontan menjadi dimetil ester dari asam metilfosfonat:
P(OCH3)3 à CH3PO (OCH3)2
Fosfor (V) oksida adalah hidrat dari H3PO4 asam fosfat, asam triprotik lemah. pada kenyataannya, P4O10 memiliki afinitas yang sangat tinggi untuk air dan selanjutnya digunakan sebagai zat pengering. fosfor (III) oksida hidrat adalah asam fosfor., H3PO3, asam diprotik lemah. struktur s H3PO4 dan H3PO3, diperlihatkan dibawah ini:
hpo.jpg

atom hidrogen yang terpasang langsung ke Fosfor di H3PO3 tidak asam
Kedaton-20141216-05149.jpgAsam ortofosfat H3PO4 biasa disebut asam fosfat adalah suatu senyawa fosfor yang paling lama dikenal dan paling penting. Ia dibuat dalam jumlah yang sangat besar, biasanya 85% sebagai asam sirup, oleh reaksi langsng dengn bantuan dasr fosfat dengan asam sulfat dan juaga dengan pemanasan langsung fosfor dan hidrasi tahap P4H10. Asam murninya adalah padatan Kristal tidak berwarna (titik lele 42,35). Ia sangat stabil dan tidak mempunyai sifat pengoksidasi yang penting dibawah 350 sampai 4000C. Salah satu karakteristik dari asam fosfat adalah mengalami  reaksi kondensasi ketika di panaskan. Reaksi kondensasi adalah satu di yang dua atau lebih molekul bergabung membentuk molekul yang lebih besar dengan menghilangkan molekul kecil H2O tersebut. Pada suhu tinggi ia juga reaktif terhadap lgam yang mereduksinya, dan ia akan menyerang kuarsa. Asam pirofosfat juga dihasilkan:
2H3PO4à H2O + H4P2O7
namun perubahan ini lambat pada suhu ruangan. Prosedur kondensasi lebih lanjut memiliki rumus empiris dari HPO3
nH3PO4à(HPO3)n + nH2O

dua fosfat memiliki dua rumus empiris, satu siklik dan yang lain polimer. tiga asam H3PO4, H4P2O7, dan (HPO3) n, semuanya mengandung fosfor dalam oksidasi +5 , dan karena itu semua yang disebut asam fosfat. untuk membedakan mereka, diawali orto-, pyri-, dan meta- .

asamnya berbasa tiga: pada 250, pK1= 2,15, pK2 =7,1, pK3=12,4.
Asam murni dan hidratnya mempunyai gugus PO4 tertahedral yang dihubungkan oleh ikatan hydrogen. Ikatan hydrogen tidak berubah dalam larutan ekat dan bertanggung jawab bagi sifat seperti sirup. Bagi larutan dengan konsentrasi kurang dari 50% anion fosfat terikat oleh hydrogen dari cairan air, bukan oleh anion fosfat lainnya.
Anion fosfat dan fosfat terpolimerisasi (untuk mana asam-asam bebas tidak dikenal).
Anion ortofosfat juga data dihubungkan dengan jembatan oksigen. Terdapat tiga jenis satuan pembangunan. Anion yang terjadi disebut dengan metafosfat bila siklik atau polisulfat bila linear.
Sebagian besar ester fosfat dapa bibuat dengan reaksi
OPCl3 + 3ROH =OP(OR)3 + 3HCl
Atau dengan oksidasi trialkilfosfit. Ester fsfta seperti tributil fosfat digunakan dalam ekstrasi ion logam +4 tertentu dari larutan akua.
Ester fosfat juga pada dasarnya juga penting daalam kehidupan. Karena alaasan inilah hidrolisisnya telah banyak dipeajari. Trimester diserang oleh –OH pada P oleh H2O pada C, bergantung pada pH.

Disaster yang merupakan asam kuat, terdapat dalam bentuk anion seluruhnya pada pH normal (dan pH fisiologi):

Jadi, mereka relative tahan dengan serangan nukleofilik baik oleh OH atau H2O dan inilah sebabnya mengapa katalis enzim tidak diistimewakan dalam mencapai laju reaksi yang berguna.
Relative hanya sedikit yang telah ditentukan secara pasti mengenai mekanisme kebanyakan hidrolisis ester fosfat, khususnya banyak mekanisme reaksi enzim. Dua kemungkinan penting adalah sebagai berikut:
1.      Pertukaran nukleofilik satu tahap (Sn2) dengan inverse:
2.      Pembebasan gugus “metafosfat” yang berumurpendek, yang secara cepat mengubah struktur ortopospat yang terhubung-4:
Berikut ini merupakan asam-asam okso dari fosfor :
1.            Asam Hipofosfit  (H3PO2)
2.            Asam ortofosfit (H3PO3)
3.            Asam pirofosfit (H4P2O5)        
4.            Asam hipofosfat (H4P2O6)
5.            Asam ortofosfat (H3PO4)
6.            Asam pirofosfat (H4P2O7)


2.3 Senyawaan Nitrogen-Fosfor
Banyak senyawa yang dikenal dengan ikatan-ikatan P-N dan P=N. ikatan R2N-P khususnya, stabil terdapat luas dalam kombinasi dengan ikatan pada gugus univealensil lain misalnya P-R, R-Ar, dan P-halogen.
Fosfazen adalah senyawa siklis atau rantai yang mengandung atom fosfor dan nitrogen yang berselang-seling dengan dua pensubstitusi pada setiap atom fosfor. Ketiga jenis utama adalah trimer siklik, tetratrimer siklik dan oligomer atau polimer tinggi. Seikatan tunggal dan rangkap dua yang berselang-selang dalam (17-III) sampai (17-V) ditulis untuk keserasian, namun pada umumnya semua jarak P-N ditemukan sama

Tampaknya mereka adalah order = 1,5 karena panjangnya 1,56 sampai 1,61Å dapat dianggap lebih pendek dari pada yang diharapkam (1,80) bagi ikatan tunggal P-N. Heksaklorosiklotrifosfazen (NPCl2)3 adalah salah satu intermediet kunci dalam sintesis bnayak fosfazen lain dan dibuat dipabrik dengan reaksi

Reaksi ini menghasilkan suatu campuran spesies [NPCl2]n dengan n=3,4,5,.. dan spesies polimer rendah linear. Kondisi yang disukai memberikan hasil 90% spesies dengan n=3 atau 4 yang dapat dipisahkan dengan ekstraksi, kristalisasi atau subliamsi.
Reaksi fosfazen yang terutama menyangkut pergantian atom halogen oleh gugus lain (OH,OR, NR2, NHR tua R) menghasilkan derivate yang tersubstitusi sebagian atau seluruhnya
(NPCl2)3 + NaOR à [NP(OR)2]3 + 6NaCl
(NPCl2)3 + NaCS à [NP(NCS)2]3 + 6NaCl
(NPF2)3 + 6PbLià (NPPb2)3 + 6LiF
Dalam molekul yang tersubstitusi sebagian, banyak isomer dimungkinkan.
Cincin dalam (NPF2)n dimana n=3 atau 4 adalah planar, dan berupa cincin bilamana n=5 atau 6 mendekati kplanaran, untuk senyawa (NPF2)n lainnya, cincin –enam adalah planar atau hamper planar, namun cincin yang lebih besar umumnya nonplanar.




fosfazen polimer tinggi yang linear adlah bahan yang sangat berguna sejauh sifay-sifat fisik dan mekanik diperhatikan, namun mereka umumnya tidak berguna karena ketidakstabilan hidrolitik. Polimer yang berguna mempunyai perflouroalksi dan gugus sisi lain, misalnya [NP(OCH2CF3)2]n yang mirip politilen adalah Kristal dan penolak air.

BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
            Berdasarkan uraian diatas maka bisa disimpulkan bahwa:
1.      Nitrogen adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7.
2.      Nitrogen ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
3.      Nitrogen dibuat dengan berbagai cara,yaitu : filtrasi, kompressi, cooling water,  Purrification (Pemurnian), Heat, Ekspansi, dan Distilasi Exchanger (Pemindah Panas).
4.      Dalam bentuk amonia nitrogen digunaksn sebagai bahan pupuk, obat-obatan, asam nitrat, urea, hidrasin, amin, dan pendingin
5.      Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens, unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.
6.       Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya.
7.      Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk.

8.      Fosfor termasuk peringkat ke sepuluh dalam kelimpahan unsur, terdapat sebagai fosfat dalam berbagai mineral. Mineral fosfat yang terpenting adalah Ca5(PO4)3F (fluoro apatit) dan Ca5(PO4)3OH (hidroksi apatit).
9.      Fosfor dapat direaksikan dengan beberapa unsur lain misalnya senyawa hidrida, oksida, halida dan sulfida
10.  Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri.























2 komentar: