Reaksi-reaksi yang dapat digunakan sebagai dasar analisis titrimetri yaitu:
Ø Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi)
Jika larutan bakunya adalah larutan
basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam dan sebaliknya.
Berdasarkan sifat larutan bakunya,
titrasi dibagi atas :
1. Asidimetri adalah titrasi penetralan yang
menggunakan larutan baku asam.
Contoh : HCl, H2SO4
2. Alkalimetri adalah titrasi penetralan
yang menggunakan larutan baku basa.
Contoh : NaOH, KOH
Ø Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang terjadi adalah reaksi antara
senyawa/ ion yang bersifat sebagai oksidator dengan senyawa/ ion yang bersifat
sebagai reduktor dan sebaliknya.
Berdasarkan larutan bakunya, titrasi
dibagi atas :
1. Oksidimetri adalah metode titrasi
redoks yang dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator.
Yang termasuk titrasi oksidimetri
adalah :
· Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4
· Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7
· Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2,
Ce(NH4)2SO4
· Iodimetri, larutan bakunya : I2
2. Reduksimetri adalah titrasi redoks
dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor.
Yang termasuk titrasi reduksimetri
adalah :
Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3
. 5H2O
Ø Reaksi Pengendapan (presipitasi)
Yang terjadi adalah reaksi
penggabungan ion yang menghasilkan endapan/ senyawa yang praktis tidak
terionisasi.
Yang termasuk titrasi pengendapan
adalah :
1. Argentometri, larutan bakunya : AgNO3
2. Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/
logam raksa itu sendiri
Ø Reaksi pembentukan kompleks
Titrasi kompleksometri digunakan untuk
menetapkan kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ ion-ion logam. Larutan
bakunya : EDTA